Hampir setiap saat Rosa sedang
bicara di telepon, anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun, Iwan, menginterupsi
pembicaraan dengan permintaan diambilkan minuman atau mainan yang letaknya
tidak terjangkau olehnya. Rosa mencoba menjelaskan, “Sebentar, sayang, mama
sedang bicara di telepon. Jangan ganggu dulu ya.” Tetapi Iwan tetap saja
melanjutkan aksinya. Hingga suatu saat Rosa sangat kesal dan mulai membentak,”Jangan
ganggu mama! Sabar dong ah !” Iwan malah menarik-narik kabel telepon. Kontan saja
Rosa menepis tangan Iwan. Iwan menagis
dan berteriak-teriak hingga Rosa tidak dapat lagi melanjutkan percakapannya.
Apakah
kamu sering atau pernah mengalami kondisi seperti ini ?
Kamu punya anak seperti ini !
Atau
kamu punya ponakan nakal seperti ini juga!
Bagaimana
solusinya ?
Ayo
lanjut baca !
Mengapa terjadi demikian ?
Percakapan
telepon atau kedatangan tamu seringkali membuat anak merasa kehilangan
perhatian untuk sementara waktu. Namun anak tidak pernah mau kehilangan
perhatian orang tuanya, walaupun hanya untuk sementara. Kapan pun ia butuhkan,
perhatian orang tua harus selalu ada untuknya.
Solusi
1. Batasi
waktu telepon
Kemampuan
anak untuk menunda kepuasan atau keinginan masih sangat terbatas. Oleh karena
itu lebih baik persingkat pembicaraan di telepon ketika anak berada di sekitar
kita. Pada saat anak tidur atau sedang tidak berada di rumah, tentunya kita
bisa lebih leluasa.
2. Biasakan
meminta waktu kepada anak
Setiap
kali telepon berdering dan kita akan menerimanya, katakan kepada anak : “Kamu
bisa bermain disini sebentar, mama akan menerima telepon dulu.”Jika kita yang
harus menelepon seseorang, pilihlah waktu yang tepat. Begitu pula jika kita
menerima kedatangan tamu. Sampaikan kepada anak, bahwa kita membutuhkan waktu
beberapa menit untuk menerima tamu dan akan kembali kembali lagi kepadanya.
3. Berikan
waktu dan fokuskan perhatian kepada anak setelah selesai
Kita
sering menjanjikan waktu kepada anak, tetapi tidak kunjung kita berikan
kepadanya. Misalnya ketika kita bicara dengan seseorang dan anak meminta
sesuatu, biasanya kita hanya berkata : “Iya, iya, sebentar.”Tetapi apa yang
kita lakukan? Justru terus asyik bicara dengan orang itu. Anak menerima pesan “sebentar”.
Ukuran sebentar atau lama bagi seorang anak tentunya berbeda dengan kita orang
dewasa.
(Disarikan
dari Buku : “Ajari Aku : Solusi Praktis untuk 30 Perilaku Anak yang Menjengkelkan”,
Penulis : Juliska Gracinia)
0 komentar :
Post a Comment