Leatherboard 2

Pusing Aku Pah, Anak Kita Kok Sering Interupsi



Hampir setiap saat Rosa sedang bicara di telepon, anak laki-lakinya yang berusia 4 tahun, Iwan, menginterupsi pembicaraan dengan permintaan diambilkan minuman atau mainan yang letaknya tidak terjangkau olehnya. Rosa mencoba menjelaskan, “Sebentar, sayang, mama sedang bicara di telepon. Jangan ganggu dulu ya.” Tetapi Iwan tetap saja melanjutkan aksinya. Hingga suatu saat Rosa sangat kesal dan mulai membentak,”Jangan ganggu mama! Sabar dong ah !” Iwan malah menarik-narik kabel telepon. Kontan saja Rosa  menepis tangan Iwan. Iwan menagis dan berteriak-teriak hingga Rosa tidak dapat lagi melanjutkan percakapannya.



Apakah kamu sering atau pernah mengalami kondisi seperti ini ?
Kamu  punya anak seperti ini !
Atau kamu  punya ponakan nakal seperti ini juga!

Bagaimana solusinya ?

Ayo lanjut baca !

Mengapa terjadi demikian ?

Percakapan telepon atau kedatangan tamu seringkali membuat anak merasa kehilangan perhatian untuk sementara waktu. Namun anak tidak pernah mau kehilangan perhatian orang tuanya, walaupun hanya untuk sementara. Kapan pun ia butuhkan, perhatian orang tua harus selalu ada untuknya.

Solusi

1. Batasi waktu telepon
Kemampuan anak untuk menunda kepuasan atau keinginan masih sangat terbatas. Oleh karena itu lebih baik persingkat pembicaraan di telepon ketika anak berada di sekitar kita. Pada saat anak tidur atau sedang tidak berada di rumah, tentunya kita bisa lebih leluasa.

2. Biasakan meminta waktu kepada anak
Setiap kali telepon berdering dan kita akan menerimanya, katakan kepada anak : “Kamu bisa bermain disini sebentar, mama akan menerima telepon dulu.”Jika kita yang harus menelepon seseorang, pilihlah waktu yang tepat. Begitu pula jika kita menerima kedatangan tamu. Sampaikan kepada anak, bahwa kita membutuhkan waktu beberapa menit untuk menerima tamu dan akan kembali kembali lagi kepadanya.

3. Berikan waktu dan fokuskan perhatian kepada anak setelah selesai
Kita sering menjanjikan waktu kepada anak, tetapi tidak kunjung kita berikan kepadanya. Misalnya ketika kita bicara dengan seseorang dan anak meminta sesuatu, biasanya kita hanya berkata : “Iya, iya, sebentar.”Tetapi apa yang kita lakukan? Justru terus asyik bicara dengan orang itu. Anak menerima pesan “sebentar”. Ukuran sebentar atau lama bagi seorang anak tentunya berbeda dengan kita orang dewasa.

(Disarikan dari Buku : “Ajari Aku : Solusi Praktis untuk 30 Perilaku Anak yang Menjengkelkan”, Penulis : Juliska Gracinia)


Share on Google Plus

About Unknown

Aku hanya seorang biasa. Tapi punya rasa. Dibilang biasa juga gak papa. Yang penting bermanfaat buat semua

0 komentar :

Post a Comment