ASMA ANAK DAN OMRON
NEBULIZER
Penyakit Asma
Asma adalah penyakit
kronik saluran nafas yang ditandai oleh hiperaktivitas bronkus, yaitu
kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan. Manifestasi
penyakit ini adalah penyempitan saluran nafas dengan berbagai
gejala, mulai dari batuk-batuk, rasa berat di dada, bunyi mengi, dan
sesak nafas (Graha, 2008).
Penyakit ini paling
sering di temukan dan paling sering menjadi masalah di
masyarakat. Penyakit ini umumnya dimulai sejak dari masa
anak-anak terutama pada usia lima tahun. Anak-anak yang
tinggal di perkotaan rentan menderita asma. Hal ini disebabkan
karena di perkotaan banyak terpapar polusi dan debu
serta memiliki jumlah penduduk yang padat. Berdasarkan data
dari Yayasan Penyantun Asma, kasus asma di Indonesia
mencapai 12 juta atau sekitar 6% dari jumlah penduduk (Anonim
cit. Aliya, 2015). Sedangkan di Amerika, terdapat 5 juta anak
belasan tahun yang menderita asma dan setahunnya sekitar 160.000 anak
usia sekolah yang masuk perawatan rumah sakit karena asma. Di Amerika
ditemukan 1 dari 13 anak sekolah menderita asma dan lebih tinggi pada
anak usia taman bermain (pre school age) yang tinggak di
perkotaan. Publikasi lain mengutarakan 5% anak usia di bawah 15
tahun di Amerika menderita asma. Jumlah ini sama besar dengan sekitar
2-5 juta anak menderita asma di Amerika (Yatim, 2005).
Asma sendiri adalah
gangguan pernafasan di mana seseorang mengalami kesulitan dalam
bernafas. Penyakit asma sendiri adalah penyakit yang jangan sampai
seseorang itu menyepelekannya. Karena asam yang dibiarkan terus
berlarut tentu akan sangat berbahaya dan mengganggu aktivitas
sehari-hari (Irwan, 2016).
Penyakit asma sendiri
tidak dapat disembuhkan, akan tetapi asma dapat dikontrol atau
dikendalikan. Bila tidak, akan mengganggu kualitas hidup penderita
dan menyebabkan kehilangan waktu sekolah dan waktu bermain. Orangtua
dan anak penderita asma harus menjaga kesehatan fisik dan juga harus
memperhatikan kebersihan dan lingkungan untuk mencegah terjadi
serangan asma (Najah, 2014).
Sebanyak 16% anak
penderita asma di Asia kehilangan hari atau masa sekolah mereka, di
Eropa sebanyak 34% dan di Amerika sebanyak 40% (Hadibroto, 2008).
Masa yang seharusnya masa bersuka ria dan bermain, sering tidak dapat
dinikmati anak dengan baik, bahkan sebagian dari mereka harus tinggal
di rumah sakit (Yosmar et. al., 2015).
Gejala Asma
Gejala yang timbul adalah
sulit bernafas, perut kelihatan tertarik ke atas karena anak berusaha
menarik nafas, tampak tercekik, nafas berbunyi atau mengi (wheezing),
batuk terus-menerus, dan bibir kebiruan (cyanosis) karena
kekurangan oksigen (Handayani dan Maryani, 2004). Penderita asma akan
mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat
mengalir dengan lancar pada saluan nafas yang sempit dan hal ini juga
menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada
penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat
berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi
secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk
mengeluarkan dahal tersebut (Tim Promosi Kesehatan Rumah Sakit,
2009).
Serangan asma biasanya
bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada,
disertai dengan pernapasan lambat, mengi, laborius.
Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, sehingga mendorong pasien asma untuk duduk tegak
dan menggunakan otot-otot aksesori pernapasan. Jalan napas yang
tersumbat menyebabkan dispnea. Batuk pada awalnya susah
dan kering tetapi segera menjadi lebih kuat. Sputum
yang terdiri atas sedikit mukus mengandung masa
gelatinosa bulat, kecil yang dibatukkan dengan susah payah.
Tanda selanjutnya termasuk sianosis sekunder terhadap
hipoksia hebat, dan gejala-gejala retensi karbon
dioksida, termasuk berkeringat, takikardia, dan pelebaran
tekanan nadi (Brunner dan Suddarth, 2002).
Tidak semua orang akan
mengalami gejala-gejala tersebut. Beberapa orang dapat mengalaminya
dari waktu ke waktu, dan beberapa orang lainnya selalu mengalaminya
sepanjang hidupnya. Gejala asma seringkali memburuk pada malam hari
atau setelah mengalami kontak dengan pemicu asma (Bull, 2007).
Jika asma sedang kumat,
sebaiknya anak berada dalam posisi duduk dengan punggung ditahan
bantal. Posisi demikian akan membantu otot dada mendorong udara
secara lebih efisien. Keadaan yang berat harus ditangani segera di
fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan serius. Sebenarnya
dengan penanganan yang benar asma tidak menyebabkan komplikasi yang
serius (Handayani dan Maryani, 2004).
Mengapa Asma dapat
Menyerang Anak-Anak
Sebenarnya penyakit asma
bisa menyerang siapa saja, tidak mengenal batas usia. Tetapi umumnya
memang banyak reaksi asma ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Menurut para ahli, penyakit asma ini berhubungan dengan faktor
keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek
menderita asma, maka sang anak pun ada kemungkinan akan menderita
asma. Hal ini disebabkan faktor genetik yang dimiliki oleh anak yang
berasal dari orang tuanya, tetapi sekarang ini semakin banyak juga
ditemui anak-anak yang menderita asma, tetapi kedua orang tuanya
tidak memiliki riwayat asma. (Graha, 2010).
Namun akhir-akhir ini
genetik bukan penyebab utama asma. Polusi udara dan kurangnya
kebersihan lingkungan di kota-kota besar merupakan faktor
dominan dalam peningkatan serangan asma. Bahwa orang yang
menderita asma 70% di antaranya adalah disebabkan karena
perilaku individu dan gaya hidup yang kurang bersih dan 30%
diantaranya adalah karena faktor genetik (Nilawati, 2008).
Serangan asma dapat
terjadi karena makan atau menghirup sesuatu yang alergis bagi
penderita. Pada anak-anak, serangan asma seringkali dimulai
bersama-sama dengan selesma. Pada sebagian penderita, kekuatiran atau
kegelisahan dapat juga menjadi penyebab timbulnya serangan (Werner
et. al., 2010).
Mendiagnosis asma pada
anak kecil atau bayi lebih sulit daripada mendiagnosis asma pada
orang dewasa. Hal ini terutama karena anak-anak tidak dapat
mengungkapkan dengan kata-kata secara tepat apa yang mereka rasakan
atau dalam keadaan apa gejala yang mereka alami memburuk atau
membaik. Dokter akan menyerahkan pada Anda untuk menjelaskan secara
akurat gejala-gejala yang dialami anak Anda. Dokter akan meminta Anda
membuat diary (catatan harian) tentang gejala-gejala yang daialmi
anak dan mungkin menanyai hal-hal berikut agar dapat memutuskan
apakah anak menyandang asma atau tidak, yaitu :
- Riwayat keluarga yang menyandang asma
- Tanda-tanda alergi terhadap serbuk sari, hewan, atau olahraga
- Infeksi virus yang baru saja dialami
- Apakah Anda merokok di dekat anak-anak atau merokok sewaktu hamil
- Apakah anak Anda lahir prematur.
(Bull, 2007)
Bagaimana Mengatasi
Ketika Asma Menyerang
Mengatasi asma prinsipnya
menghindarkan penderita dari faktor pencetusnya dan menggunakan obat
asma untuk mengurangi pembengkakan saluran nafas. Pertolongan pertama
pada asma adalah menempatkan penderita di ruang yang luas dan aliran
udara lancar, memposisikan penderita setengah duduk (semi flower)
agar aliran udara di saluran nafas lebih lancar, memberikan mimum air
hangat, menghilangkan alergennya segera (misal menghangatkan
penderita jika penyebab asma adalah cuaca dingn). Pengobatan asma
secara cepat/jangka pendek menggunakan obat pelega saluran pernafasan
seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan
asma (salbutamol dan aminophylin). Untuk pengobatan jangka panjang
yang berfungsi untuk mencegah terjadinya serangan asma menggunakan
obat-obatan steroid yang berfungsi untuk tetap membuat saluran
pernafasan terbuka dan mengurangi pembengkakan (CTM, dexamethason,
dan lain-lain)(Indriasari, 2009).
Nebulizer untuk Asma
Terapi nebulizer
merupakan bagian dari fisioterapi paru-paru (chest
physiotherapy). Tepatnya, cara pengobatan dengan memberi
obat dalam bentuk uap secara langsung pada alat pernapasan
menuju paru-paru. Sejak ditemukannya nebulizer pada tahun 1859 di
Perancis, nebulizer merupakan pilihan terbaik pada
kasus-kasus yang berhubungan dengan masalah inflamasi pada
penderita asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis).
Sebagai terapi inhalasimemberikan onset yang lebih cepat
dibandingkan obat oral maupun intravena (Fernando et. al.,
2016).
Nebulizer ini merupakan
alat medis yang digunakan untuk memberikan cairan obat
dalam bentuk uap / aerosol ke dalam saluran pernafasan dengan
mesin tekanan udara yang membantu untuk pengobatan asma dalam
bentuk uap / aerosol basah. Terdiri dari tutup mouthpiece
yang dihubungkan dengan
suatu bagian atau masker, pipa plastik yang dihubungkan ke
mesin tekanan udara, bentuk alat nebulizer kompresor dapat di
lihat pada Gambar (Fernando et. al., 2016).
Dengan mengubah obat cair
menjadi uap yang halus, nebulizer memungkinkan penderita asma
mengendalikan terapi aerosol mereka. Salah satu manfaat nebulizer
adalah bahwa alat ini memungkinkan Anda menggunakan obat murni tanpa
adanya unsur-unsur kimia tambahan yang sering ditemukan di dalam alat
semprot aerosol. Nebulizer cukup membantu anak-anak, dan juga
beberapa orang dewasa, karena memungkinkan Anda menyerap obat-obatan
secara perlahan dengan kecepatan pemakaian yang terkendali (Firshein,
2010). Karena diubah ke bentuk gas (uap), obat lebih mudah diserap
sehingga efeknya lebih cepat kelihatan daripada obat oral. Dalam
istilah fisioterapi, cara tersebut sering disebut inhalasi terapi
(Purnamasari, 2015).
Dari segi kemudahan,
sekali alat ini terpasang dengan masker penutup hidung dan mulut,
pemakaiannya tinggal bernafas biasa untuk memperoleh obat ke saluran
pernafasannya. Karena itu, nebulizer sangat cocok untuk pasien asma
anak-anak dan balita (Tim Redkasi Vitahealth, 2010). Berbeda dengan
bentuk inhaler yang memerlukan koordinasi antara menekan alat dan
menghirup obatnya (Nururiyanie, 2016).
Selain itu, setiap kali memerlukan terapi inhalasi, biasanya anak
dibawa ke Rumah Sakit, puskesmas atau dokter yang membuka menyediakan
praktek terapi inhalasi, namun tidak sedikit orang tua yang
memutuskan untuk memiliki nebulizer sendiri di rumah dengan alasan,
satu periode terapi mencapai 5 kali kunungan, maka cukup repot bila
setiap hari haru ke Rumah Sakit, Puskesmas atau praktek dokter.
Apabila kedua orang tua bekerja, maka kerapkali harus minta izin
untuk datang terlambat karena harus mengantar terapi. Dengan memiliki
nebulizer di rumah, dapat memberikan terap sesuai kebutuhan anak,
apabila anak menderita asma, terkadang kondisi sesak muncul kapan
saja, dan tidak jarang terjadi menjelang malam (Nururiyanie, 2016).
Mengatasi Asma dengan
Omron Nebulizer
Pengetahuan orangtua
tentang penyakit ini akan sangat membantu orangtua dalam menangani
serangan atau gejala asma. Wawasan asma yang perlu dipahami orangtua
antara lain mekanisme terjadinya asma, peran terapi asma, jenis
terapi yang tersedia, serta faktor pencetus yang perlu dihindari.
Kita dapat memberikan obat kepada anak yang terserang asama dengan
menggunakan obat pengendalian yang mencegah serangan asma dan obat
pereda yang diberikan pada saat terjadi serangan asma. Kedua jenis
obat tersebut tersedia dalam bentuk oral (tablet, obat
inhalaso/dihirup, dan obat yang disuntikkan (Febry dan Marendra,
2010). Akan lebih efektif lagi apabila menggunakan obat asma dengan
nebulizer seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Harga satu buah nebulizer
masih cukup terjangkau dan dapat bertahan lama asal kita dapat
merawatnya dengan baik. Selain itu, keuntungan dilakukannya terapi
inhalasi menggunakan nebulizer yaitu pengobatan dapat langsung ke
sasaran yakni saluran pernafasan, dan biasanya setelah dilakukan
terapi, anak dapat tidur nyenyak tanpa terganggu saluran
nafasnya.Terapi inhalasi ini biasa juga dilakukan untuk para pasien
lanjut usia yang mengalami gangguan pernafasan (Nururiyanie, 2016).
Salah satu brand
nebulizer dengan harga terjangkau yang dapat keluarga Anda miliki
adalah Omron Nebulizer.
Berikut beberapa review
tentang produk Omron Nebulizer :
- Apa itu Omron Nebulizer
Omron
Nebulizer adalah produk kesehatan yang digunakan dalam terapi
pengobatan gangguan pernafasan seperti asma, batuk-pilek, alergi
pernafasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), ISPA (Infeksi
Saluran Pernafasan Atas) sampai penyakit yang berbahaya seperti
pneumonia bakteri atau emboli paru.
Omron
Nebulizer diproduksi oleh Omron Healthcare Co., perusahaan yang
berpusat di Kyoto, Jepang. Cara kerja alat ini cukup simple yaitu
mengubah obat cair menjadi uap yang secara langsung obat dihirup
bersamaan dengan bernafas melalui mouthpiece atau masker yang
merupakan bagian dari alat Omron Nebulizer ini.
Ada
beberapa varian produk Omron Nebulizer ini :
a.
Nebulizer NE-C801 yang memiliki laju nebulasi 0,4 ml/menit dan ukuran
partikel obat yang diubah sekitar 3 mikrometer. Kelebihan nebulizer
ini ada pada teknologi Katup Virtual (VVT) yang bermanfaat untuk
mengurangi sisa residu obat.
b.
Nebuliser NE-C801KD yang didesain khusus untuk kalangan anak-anak
dengan warna kuning dan boneka beruang/ kelinci yang lucu yang
menempel pada mouthpiece/masker. dilengkapi dengan VVT seperti produk
sejenis khusus untuk dewasa dengan laju nebulasi 0,3ml/ menit dan
ukuran partikel uap 3 mikrometer MMAD. Nebulizer berkapasitas
maskimal 7 ml.
- Nebulizer NE-C803 dilengkapi dengan teknologi DAT (Direct Atomizing Technology) yang mengurangi bisingnya alat nebulizer saat dioperasikan. Kapasitas obat untuk Nebulizer ini maksimal 10 ml.
d.
Nebulizer NE-C28 adalah tipe paling murah dari brand Omron, paling
banyak dipakai untuk
penggunaan
pribadi di rumah. Menggunakan compressor yang dapat digunakan semua
kalangan. Setiap pembelian terdapat masker untuk dewasa dan anak.
Jika membeli nebulizer dengan tujuan terapi anak tidak perlu membeli
masker lagi.
- Apa Manfaatnya ?
Dengan
mengubah obat cari menjadi bentuk aerosol, obat akan lebih efektif
karena langsung mencapai daerah di saluran pernafasan sehingga
melegakan pernafasan dan mengencerkan dahak pada penderita batuk dan
pilek.
- Amankah Omron Nebulizer ?
Nebulizer
hanya sebuah alat pembantu dan pemilihannya bergantung tipe yang
harus disesuaikan umur pengguna. Masing-masing kekuatan laju uap
berbeda sehingga pemilihan jenis produk Omron Nebulizer perlu
diperhatikabn. Harus diperhatikan juga dosis obat yang benar sesuai
resep dokter. Pemebrian obat melalui mulut atau oral sering
menimbulkan efek samping gastroenteritis yaitu sindrom yang ditandai
dengan gejala seperti, mual, muntah, diare dan rasa tidak nyaman pada
perut.
Karena
hanya memerlukan dosis kecil sehingga tidak menimbulkan residu obat
di dalam tubuh penderita.
- Bagaimana Cara Pemakaiannya ?
Untuk menggunakan nebulizer, anda harus mempersiapkan :
a. Obat asma yang diberikan oleh dokter dengan dosis yang jelas
b. Nebulizer cup (cangkir tempat anda memasukkan obat)
c. Masker atau corong mulut
d. Kompresor udara
Berikut
adalah langkah-langkah dasar untuk mempersipkan dan menggunakan
nebulizer:
a.
Bersihkan tangan anda sebelum menggunakan nebulizer
b.
Isi nebulizer cup dengan obat yang telah diresepkan oleh dokter
c.
Hubungkan corong atau masker ke nebulizer cup
d.
Hubungkan selang dari kompresor ke nebulizer cup
e.
Letakkan corong atau masker ke mulut, lalu bernapaslah dengan mulut
(jika menggunakan corong) hingga obat dalam nebulizer cup habis.
Biasanya obat dalam cup akan habis setelah 5-10 menit
f.
Setelah obat habis, bersihkan nebulizer cup dan corong atau masker
dengan air, lalu keringkan untuk digunakan pada pengobatan berikutnya
d.
Menggunakan nebulizer jenis portable kurang lebih sama dengan cara di
atas, hanya saja anda tidak perlu mencolok nebulizer ke listrik untuk
menjalankannya, karena alat portable menggunakan baterai. Model
portable umumnya cukup kecil sehingga bisa dipegang selama
penggunaan/pengobatan berlangsung.
(Website
Kesehatan, 2014).
- Bagaimana Cara Mendapatkan Omron Nebulizer ?
Setelah
membaca mengenai alat Omron Nebulizer ini, akhirnya Anda memutuskan
untuk membeli. Produk ini dapat Anda beli di website toko online
(lazada, dokita, dll) atau di apotek (Apotek K24, Apotek Roxy, Mitra
Sana, dll) dengan harga yang terjangkau.
Anggaplah
investasi untuk kesehatan anak. Daripada bolak balik inhalasi di
dokter, yang tentunya juga buang waktu dan biaya, memiliki nebulizer
di rumah lebih praktis.
0 komentar :
Post a Comment