SI
KOBOI YANG JUALAN NASI KUCING
Kata
orang harga selalu jujur, Artinya semakin mahal harga, semakin bagus pula
kualitas. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk Si Koboi yang satu ini. Asli Jawa tetapi tidak sesuai peribahasanya
sendiri, “Ono rego ono rupo”, ada
harga ada barang.
Tetapi
siapakah Si Koboi ini sebenarnya. Pasti Anda berpikir, “Emangnya di Texas ada
nasi kucing ?”
Kamu
tertarik dengan siapa sebenarnya sosok Si Koboi ini ? Ayo lanjut membaca !
1.
Jajan
tak kenal krisis
Krisis ekonomi tidak
pernah mengetuk pintu tempat hangout dan nongkrong. Makanan dan minuman yang
dijual tidak pernah sepi pembeli. Oleh karena itu, bisnis kuliner akan terus menjadi trend. Tak kenal musim dan
tak kenal krisis. Selama manusia membutuhkan makan dan minum.
Begitu luasnya hamparan
peluang bisnis makanan, maka selama itu peluang menggarapnya senantiasa
terbuka. Siapapun memiliki peluang untuk bermain di bisnis ini. Bisnis yang
berkaitan dengan aktivitas mengeyangkan perut ini akan tetap menjadi bisnis
menarik dan selalu dicari. Makan (termasuk juga minum) sudah bukan merupakan
sesutau yang diidentikan dengan aktivitas memenuhi kebutuhan perut, tetapi sudah
menjadi bagian dari gaya hidup.
Menghamburkan duit
karena tidak bisa menentukan skala prioritas adalah kelemahan mayoritas manusia
zaman sekarang, baik orang-orang yang
berduit tebal maupun sebaliknya karena gaya hidup. Ini membuat sebagian orang
lain kadang geleng-geleng kepala. Mereka
konsumtif sekali . Untuk urusan yang tak penting amat tetap saja lancar jaya.
Bisnis di bidang makanan dan minuman ini banyak ragamnya. Semua memiliki potensi menguntungkan, tetapi di sini penulis hanya akan membicarakan bisnis yang bersinggungan dengan nasi kucing. Apa itu ? Silahkan simak lanjutannya !
2.
Siapa
tak kenal sego kucing
Kota Yogya memang penuh warna. Sebagai kota pelajar,
Yogya menyediakan aneka jajanan yang ramah dengan kantong pelajar dan mahasiswa
yang pas-pasan. Salah satunya sego kucing (Ayuningsih, 2008).
Nasi kucing (sego kucing) ini dapat ditemukan di
warung angkringan, di tanah. Dinamakan nasi kucing karena isinya sedikit
seperti memberi makan kucing. Nasi kucing ini seperti nasi rames dan isinya bisa
bermacam-macam, seperti tempe kering, teri kering, ceker ayam, usus, dan
lain-lain (Khadafi, 2008).
3.
Apa
itu warung angkringan
Nah, di tahun 90-an, Yogya
kedatangan satu jenis dagangan baru dalam urusan perut. Pedagang ini kebanyakan
berasal dari daerah Klaten, sekitar 30 km di timur kota Yogyakarta. Mereka
biasanya berasal dari satu keluarga besar yang menekuni satu profesi ini, dan
menempati hampir setiap sudut Yogyakarta, dari desa sampai kota. Apa sih yang diperdagangkan ? Sama saja sih. Ada gorengan, sate usus ayam, wedang
jahe, kopi susu, dan nasi bungkus. Dagangan ini digelar dengan kemasan serba
sederhana, dengan gerobak dorong bertenda
terpal warna orange. Tidak lupa, sebagai ciri khasnya adalah lampu
minyak yang remang-remang karena bukanya memang hanya sore hingga dini hari.
Gelaran dagangan ini oleh masyarakat disebut angkringan (Sanggar Talenta,
1992).
Jika berkunjung ke
angkringan akan didapati tungku yang terus-menerus menyala oleh bara arang.
Tungku itu, selain untuk memasak air, juga berguna untuk membakar baceman
kepala dan cakar ayam dan jadah sesuai permintaan pembeli. Dua jenis makanan
itu termasuk paling dinikmati. Selebihnya adalah sego kucing yang hanya nasi
sekepal tangan persis makanan untuk kucing berlauk sambal, oseng-oseng tempe,
bihun, atau sepotong ikan asin. Jajanannya ada tahu susur, tempe medoan, tempe
dan tahu bacem, sate usus, cakar, jadah, rambak, dan lainnya (Murbawono, 2009).
Jika Anda ingin mendapatkan
rasa yang lebih khas, pesanlah wedang jahe, yang dibakar terlebih dahulu di atas arang atau
pesanlah teh nasgitel, kopi jos, juga wedang uwuh. Minuman-minuman ini membikin
tubuh seger dan sumringah.
Begitu tenarnya warung
angkringan, sampai-sampai TVRI Yogya membuat acara “Obrolan Angkring” . Acara
yang dikemas secara lucu, berlatar belakang penjual dan pembeli di sebuah
angkringan yang saling bercanda sekaligus ngobrol dan secara tidak langsung ikut menyemarakan
demam warung angkringan.
4.
Pakai
halaman rumah sendiri saja
Warung angkringan tidak disyaratkan harus di pinggir
jalan. Anda bisa membuka warung angkringa di halaman rumah sendiri. Lebih aman
bagi penjual dan pembeli. Karena tidak ada preman yang nangkring kemudian makan
tanpa bayar. Kejadian serupa pernah terjadi di Yogya, di mana warung angkring
gulung tikar karena disatroni preman yang makan tanpa bayar. Pembeli juga
merasa aman dan nyaman. Dengan penjual sebagai pemilik warung dan tempat
berjualan otomatis keamanan terjamin. Sang penjual kenal dengan lingkungan
sekitar. Dari mulai tetangga, Pak RT dan Pak RW bahkan mungkin jawara kampung.
Para preman yang akan berbuat onar atau pencuri tidak akan berani jajan nyambi
maling. Bagaikan masuk ke kandang singa. Tertangkap langsung digebuki tetangga.
Penjual bisa melengkapi dengan CCTV untuk keamanan.
Juga toilet luar rumah sehingga sewaktu-waktu panggilan alam memanggil, pembeli
dengan mudah pipis. Tidak ada bau pesing menyengat seperti warung angkringan di
pinggir jalan. Lingkungan bersih dan bebas penyakit.
Kelebihan lain adalah image bagi si penjual yaitu “gelasnya di jamin bersih”. Coba
banyangkan kamu yang pernah ke warung angkringan, pastinya gelasnya digunakan
bergantian dan nyucinyapun hanya sekedar di celup dalam ember kecil yang
biasanya airnya jarang diganti. Iiih, jijik bukan. Di rumah sendiri, air
tersedia banyak. Sewaktu-waktu bisa diambil. Berbeda dengan warung angkring di
pinngir jalan, terkadang air diambil dari dalam WC/toilet. “Yucks”.
5.
Hemat
ruangan
Saat pertemuan
menghadiiri pengajian, jajan di pinggir
jalan, mengikuti arisan RT, biasanya dilakukan dengan lesehan. Lesehan adalah
cara terbaik untuk menghemat ruang. Kursi yang membuat sempitnya ruang
digantikan dengan gelaran tikar untuk tempat duduk pantat. Keakraban akan
bertambah dengan adanya lesehan. Duduk bersila ala
lesehan merupakan cara memanjakan
pembeli. Lebih santai dan melemaskan kaki-kaki yang pegal.
Yang penting obrolan
dan canda tawa. Gak usah malu ketawa saat berbincang dengan teman. Angkringan
bukan restoran yang membatasi pelanggan dengan beberapa aturan. Di angkringan
lebih bebas, suasananya dibuat seperti di rumah sendiri. Duduk saling berhadapan
di dalam susasana non formal membuat setiap orang menjadi lebih luwes ketika berbicara. Yang tadinya berdiam diri tidak mengeluarkan
kata sepatahpun, mau tidak mau akhirnya ikut bicara. Akhirnya yang tadinya kaku
menjadi cair, lalu menghangatkan suasana.
Makan di lesehan warung
angkringan berbeda dengan lesehan Jalan Malioboro. Bedanya di harga. Ingat,
banyak oknum gak jujur jika kamu
jajan di lesehan Malioboro. Merasa dijebak oleh penjual merupakan hal biasa.
Angkringan merupakan salah satu pilihan nikmat untuk merasakan nikmatnya
lesehan. Harga murah tentunya. Tanpa adanya pengamen, yang berarti bebas duit
tambahan (recehan). Tanpa was-was kena tipu, ini jelas sekali, penjual pasti menempel harga di dinding lapaknya.
Masuk. Ambil makanan , langsung menaruh pantat. Lesehan
di tanah yang dilapisi tikar. Srupat-sruput
wedang jahe. Hangat minumnya. Hangat suasananya. Tertawa lepas terbahak-bahak.
Dijamin si penjual juga akan merasa
senang. Wong rame kok.
6.
Menggaet
Si Pemulung Wifi
Pemulung wifi adalah
istilah yang tepat untuk manusia yang hobinya main internet dengan mencari wifi
gratisan atau dengan cara ilegal seperti hacking password. Pemulung wifi layak
disematkan kepada mahasiswa yang hidup jauh dari kampung halaman. Mengingat jatah
hidup semakin tipis. Tidak ada kuota internet yang bisa dibeli. Terlebih bagi
mereka yang mania nonton film, tak terkecuali drakor (drama korea) dari negeri ginseng yang kian banyak
peminatnya. Konon katanya ceritanya bagus, aktirnya ganteng, dan juga aktrisnya
cantik.
Tidak semua menggunakan
wifi untuk hal di atas. Mereka menggunakan internet untuk mencari jurnal, mengerjakan
laproan dan mengirimkannya via email untuk dosen, berselancar mencari teman di
facebook, kangen-kangenan sama
keluarga nun jauh di pelosok, ataupun sambil berjualan kecil-kecilan.
Banyaknya pengunjung
adalah sebuah keuntungan bagi angkringan yang memasang wifi. Penjual bisa
membuat vlog tentang testimoni, reaksi saat makan makanan, canda tawa
pengunjung lalu menjadikannya sebagai promosi untuk lebih meningkatkan
ketertarikan para calon pembeli. Setidaknya pembeli juga ikut membantu penderitaan
mahasiswa di rantau. Mengapa ? Menyediakan makan murah sekaligus internet
gratis.
7.
Tak
perlu bikin sendiri
Para pengusaha
angkringan tidak perlu memikirkan stok makananannya. Sebagian besar sudah ada
yang melakukan titip makanan. Namun alangkah baiknya, kebersihan dan
kejelasannya perlu diperhatikan. Tidak semua pembuat makanan jujur. Ada saja
oknum curang yang ingin meraup untung. Misalnya saja, informasi yang penulis
dapat dari penjual makanan. Sebagian dari mereka memberi benzoate pada nasi
putih. Ini sebuah kecurangan yang merugikan pembeli. Secara tidak langsung
penjual ikut andil dalam meracuni orang lain.
Solusinya adalah
mengadakan kerjasama dengan tetangga atau kerabat yang sudah sangat dikenal. Beri
bimbingan dan pengawasan soal pembuatan makanan. Beri pengertian tentang vitalnya
masalah kesehatan. Bahan apa saja yang tidak boleh ditambah ke makanan.
Dua keuntungan akan
didapat. Pertama, kejelasan tentang kebersihan makanan. Kedua, membantu ekonomi
tetangga dan mempererat hubungan antar tetangga. Ingat prioritaskan tetanggan
paling dekat. Bisa jadi dikemudian hari ada masalah, seperti ada orang yang gak mau bayar atau ngompas, sebagai
manusia yang memiliki hati nurani, pasti tetangga tersebut mau memberi solusi. Minimal melakukan
pembelaan dengan caranya masing-masing. Sehingga terciptalah image, warung kamu aman dari para
pengacau.
Baik pemilik angkringan
maupun pihak distributor mesti ambil bagian untuk jualan bareng ini. Namanya
juga kerja sama. Harus ada bagian di mana kedua belah pihak sama-sama berjuang,
bukan sekadar melakukan bagian masing-masing saja. Contohnya saja : distributor
makananan ini tidak hanya sekadar titip saja, sekaligus juga melakukan pemasaran
via medsos. Ambil foto makanan dan sebar
di medsos, di mana tempat jual makanannya. Sementara, pihak penjual bisa
sedikit melakukan kritik terhadap rasa makanan (jelaskan dengan sabar dan
pengertian). Buat apa tidak enak kalau dijual. Ke depannya juga gak laku, rugi deh.
8.
Unik
itu beda dan beda itu menarik
Tanpa perlu promosi besar-besaran. Tidak perlu
menyebarkan brosur ke lingkungan sekitar. Cukup sajikan apa yang menjadikan angkringan
kamu berbeda dengan angkringan yang lain. Keunikan yan dimiliki itu akan
menarik pembeli. Otomatis pemberiyahuan dari mulut ke mulut akan semakin
gencar. Pelanggan baru dtang karean ingin mencicipi makanan yang disajikan.
Strategi unik di warung
angkringan dapat dengan membuat menu khas. Enak, lain dari yang lain. Berani memberi
jaminan halal. Keunikan bisa ditambah
dengan nama-nama menunya yang aneh di telinga. Bisa juga makan dengan setengah
harga atau harga khusus pada menu dan waktu-waktu tertentu.
Strategi yang lain
untuk menampakkan keunikan adalah elemen dekorasi. Gerobak angkringan dibikin
tidak seperti kenampakan umum. Bisa dirubah / didekorasi seperti warung-warung yatai di emperan
Jepang.
Konsep interior warung
angkringan sebenarnya identik dengan kata sederhana. Terlihat dari atap warung
yang terbuat dari terpal biru. Pencahayaan remang-remang bersumber dari lampu
teplok (lampu minyak). Kamu dapat menambahkan lentera-lentara mungil sebagai
dekorasi unik untuk pencahayaan.
9.
Tambahkan
sambal saja
Tak selamanya warung
angkringan identik dengan menu mungil dengan harga murah seperti nasi kucing.
Untuk mendongkrak keuntungan dan supaya pelanggan kembali lagi ke warung kita,
buatlah mebu andalan. Tidak harus yang mahal dan super mewah. Masaklah denga
cara berbeda dan cita rasa menggugah selera. Tambahkan menu andalan. Misalnya
ayam geprek atau cobalah sambal. Sambal yang digoreng dengan bumbu-bumbu rahasia
lalu diulek dan jadilah sambal andalan yang top
markotop.
10. Itung-itungannya
Untuk memulai bisnis
angkringan tidak perlu modal besar. Cukup dengan model sistem titip jual. Secara sederhana untuk memulai jualan, besar
biaya yang harus dikeluarkan (Tama et.
al., 2014):
a.
Modal awal Rp 6.500.000,00
b.
Pengeluaran dan pembelian Rp
5.506.000,00. Dirinci sebagai berikut :
1.
Gerobak Rp 3000.000,00
2.
Lampu Rp 25.000,00
3.
Gembok dan kunci Rp 15.000,00
4.
Dua puluh empat piring plastik Rp
48.000,00
5.
Dua puluh empat gelas kaca Rp 48.000,00
6.
Dua puluh empat sendok Rp 36.000,00
7.
Lima keranjang etalase Rp 25.000,00
8.
Dua tempat sambal Rp 20.000,00
9.
Tujuh tempat tissue Rp 35.000,00
10.
Tujuh tissue Rp 21.000,00
11.
Dua ember Rp 40.000,00
12.
Empat kain lap Rp 20.000,00
13.
Dua termos Rp 180.000,00
14.
Dua tempat sampah Rp 20.000,00
15.
Dua toples (gula) Rp 20.000,00
16.
Dua ceret Rp 30.000,00
17.
Dua pemeras jeruk Rp 30.000,00
18.
Tujuh meja kecil Rp 350.000,00
19.
Lima tikar Rp 100.000,00
20.
Kompor gas dan tabungnya Rp 1.100.000,00
21.
Alat-alat penggorengan Rp 250.000,00
Pendapatan
per bulan untuk penjualan 50 porsi setiap harinya dengan 15 menu dengan
rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut:
a.
Penghitungan pendapatan per bulan :
1.
Penjualan menu 50 porsi per hari
2.
Jmelah jenis menu 15 menu
3.
Harga rata-rata Rp 1.600.00
4.
Total Harga jual per hari Rp
1.440.000,00
b.
Revenue :
1.
Pendapatan per hari Rp 1.440.000,00
2.
Pendapatan per bulan Rp 43.200.000,00
3.
Total pendapatan per bulan Rp
43.200.000,00
c.
Biaya-Biaya per hari :
1.
Food cost harian Rp 600.000,00
2.
Karyawan Rp 30.000,00
3.
Sewa lokasi dan listrik Rp 20.000,00
4.
Biaya penyusutan Rp 6.000,00
5.
Total biaya pengeluaran Rp 656.000,00
Jika
di total maka pendapatan per hari adalah Rp 784.000,00. Kemudian untuk
pendapatan bersih per bulan adalah Rp 9.408.000,00.
SUMBER PUSTAKA
Ayuningsih, F. 2008. Menikmati Kelezatan
Mkn Yogya, Smr, & Mg. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Khadafi, R. 2008. Atlas Kuliner
Nusantara Makanan Spektakuler 33 Provinsi. Bukune. Jakarta.
Murbawono, S. 2009. Monggo Mampir. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sanggar Talenta. 1992. Kecil bahagia,
muda foya-foya, tua kaya-raya, mati maunya masuk surga: remaja tentang hedonism.
Kanisius. Yogyakarta.
Jadi laper saya gan. hehe
ReplyDeleteIdem
Deletebagus bgt bisa jadi inspirasi buka usaha ini
ReplyDeletekursus android jogja