Meraup Untung Jutaan dari Bisnis Souvenir 3

Hambatan & Tips

Masih banyak lagi berbagi jenis usaha yang dapat dilakukan untuk usaha madiri. Banyak usaha yang dapat dilakukan dengan modal yang sangat minim, karena memang untuk berhasil harus berani memulai dari kecil. Dalam kehidupan masyarakat, memulai usaha mandiri sangat sulit sekali, terutama karena kemauan untuk mandiri dengan berwirausaha di kalangan masyarakat kita masih sangat rendah. Keinginan besar masyarakat adalah menjadi pegawai atau karyawan, ang dianggap memiliki status social yang mapan. Fakta menunjukkan bahwa kendala mendasar yang menyebabkan masyarakat sulit memulai usaha mandiri karena gengsi atau kruang percaa diri, karena memulai suaha membutuhkan kerja cerdas dengan menggunakan seluruh potensi (Agung, 2009).

Seharusnya, rasa gengsi atau kurang percaya diri itu dibuang jauh-jauh. Kita harus sadar setiap orang membutuhkan uang untuk makan. Uang sebagai alat transaksi dapat diperoleh jika kita bekerja atau berusaha. Berusaha dapat dilakukan mulai dari yang kecil, karena dengan kegiatan usaha tersebut kita dapat belajar mengelola, memahami, dan menggeluti berbagai persoalan yang muncul untuk menemukan pemecahan masalahanya. Dengan dinamika permasalahan dalam bisnis seperti itu, kita akan menguasai pengelolaan, penyelesaian permasalahan, pengembangan usaha, dan unsur lain dalam dinamika bisnis yang ada (Agung, 2009).

Berikut adalah tips agar Anda sukse dalam berbisnis souvenir islami dan souvenir pernikahan :

Survey terlebih dulu souvenir apa yang paling banyak dicari orang.
Jika Anda ingin membuat souvenir sendiri, carilah bahan-bahn yang unik dan murah. Namun, jika Anda malas menjualnya, Anda bisa menggunakan system reseller
Promosikan toko souvenir beserta produknya secara online
Buatlah atau juallah souvenir yang unik dan original
Apabila Anda tinggal di sebuah daerah, ciptakan souvenir yang menggambarkan daerah Anda.
Jalin kerja sama dengan produsen souvenir dari berbagai daerah agar Anda tidak kehabisan stok dan mendapatkan harga yang murah dari pihak produsennya (Dimas, 2014).