DIABETES
MELLITUS : TAK KENAL MAKA MENYESAL
Dia
menyesal mengapa baru saat itu tersadar, ketika berbagai komplikasi telah
menjalar dalam tubuhnya. Akhirnya, pengobatan medis pun dia jalani. Dia mengonsumsi
obat Diamicron, makan buah, dan berolahraga. Suatu hari, dia menjalani operasi
ginjal, tetapi setelah operasi justru ginjalnya terinfeksi jamur. Belum sembuh
diabetes mellitus-nya, telah muncul cobaan baru. Ia kembali berpikir,” Apakah
ini akibat komplikasi ?” Dia tak berani menanyakannya kepada dokter. Kondisinya
yang lemah dan kadar glukosa darah yang tinggi, mendorong dokter untuk
menganjurkan minum insulin. Namun, hal ini tetap saja tidak mengubah keadaan (Utami
dan Tim Lentera, 2003).
Cerita
singkat di atas adalah gambaran tentang keterlambatan seseorang untuk mengenali
penyakit diabetes mellitus. Menurut (Mahendra et. al., 2008), kesulitan
mengetahui gejala penyakit menyebabkan lebih dari 50% penderita tidak menyadari
bahwa ia sudah mengidap diabetes mellitus. Umumnya, mereka baru berkonsultasi
ke dokter setelah terasa ada perubahan pada kondisi tubuh, seperti berat badan
menurun drastis, sering buang air kecil di malam hari, rasa haus yang tidak
tertahankan, dan beberapa gejala lain. Akibat tidak menyadari penyakitnya dan
tidak pernah berobat ke dokter maka timbullah berbagai macam komplikasi kronis
yang dapat berakibat fatal, seperti penyakit jantung, penyakit ginjal,
kebutaan, atau koma diabetik yang dapat mengakibatkan kematian.
Banyak
orang yang tidak menyadari bahwa mereka menderita diabetes atau sedang beresiko
mengidap penyakit ini. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang didiagnosis
terkena diabetes mellitus tipe-2, sebenarnya telah dijangkiti penyakit ini
sejak 8-12 tahun yang lalu. Bahkan, setengah dari mereka yang didiagnosis menderita
penyakit ini telah mengalami komplikasi yang serius. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mengecek apakah Anda beresiko menderita penyakit ini ? (Nurjanah
dan Julianti, 2006).
Karena, diabetes adalah
salah satu penyakit kronis yang paling sering ditemukan pada abad ke-21 ini.
Diabetes adalah penyakit serius, yang sering kali menimbulkan komplikasi
penyakit lain. Senjata paling ampuh untuk mengalahkan diabetes adalah mengenali
dan memahaminya (Tandra, 2008). Jangan
sampai terlambat, kenali penyakit diabetes mellitus ini maka Anda tidak akan
menyesal di kemudian hari.
DIABETES
MELLITUS
Tahukah
Anda bahwa makanan yang Anda konsumsi tidak langsung dapat dimanfaatkan tubuh
menjadi energi untuk melakukan aktivitas ? Untuk itu, dibutuhkan proses selama
pencernaan dalam tubuh yang melibatkan berbagai hormon, salah satunya adalah
insulin. Semua bahan makanan, baik dari jenis karbohidrat, lemak, maupun
protein akn dipecah menjadi bentuk paling sederhana, yaitu glukosa. Agar
glukosa dapat dimanfaatkan menjadi energi dan cadangan energi dalam otot
(glikogen), diperlukan peran insulin untuk mengubah dan mengedarkannya ke dalam
sel-sel tubuh, untuk selanjutnya
digunkan sebagai bahan bakar. Apa yang akan terjadi jika hormom insulin
terganggu, baik fungsi maupun keberadaannya ? Itulah yang kemudian Anda kenal
sebagai penyakit diabetes mellitus (Nurjanah dan Julianti, 2006).
Pada tahun 2030, World
health Organization (WHO) dan International Diabetes Federation (IDF)
memprediksikan adanya kenaikan jumlah penderita diabetes mellitus (DM) sebanyak
dua hingga tiga kali lipat. Di Indonesia, WHO memprediksikan kenaikan jumlah
penderita DM dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030. Sementara IDF memprediksikan kenaikan jumlah penderita DM dari 7 juta
pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030 (Desty, 2015).
Diabetes mellitus (DM)
adalah suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Hal
ini disebabkan tidak diproduksinya hormon insulin. Diabetes mellitus juga bisa
terjadi akibat menurunnya respon insulin di dalam tubuh. Kedua faktor tersebut
menyebabkan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak menjadi tidak normal.
Hromon insulin adalah hormone yang diproduksi pankreas yaitu sel-sel beta yang
membuat sel dapat memetabolisme dan menyimpan glukosa sebagai sumber energi
(bahan bakar tubuh) (Ramayulis et. al.,
2008).
Catatan mengenai DM
sudah ditemukan pada Papyrus Ebers kurang lebih 1500 SM. Papyrus ebers adalah
kumpuan catatan arkeologis bangsa Mesir Kuno tahun 1550 SM yang ditemukan di
Thebes terletak pada tepi sungai Nil. Catatan ini terdiri dari 876 preskripsi
medis dan 500 jenis substansi obat. Dalam papyrus tersebut, DM digambarkan
sebagai penyakit yang gejalanya adalah banyak kencing. Kata diabetes sendiri
berasal dari diabere yang berarti siphon atau tabung untuk mengalirkan cairan
dari satu tempat ke tempat yang lain, sedangkan arti mellitus adalah madu,
karena jika dicicip, rasa air seni penderita rasanya manis seperti madu (Tapan,
2005).
KLASIFIKASI
DIABETES MELLITUS
Pada tahun 2005,
Asosiasi kencing manis Amerika (American Diabetes Association) menggolongkan
kencing manis berdasarkan penyebabnya menjadi empat jenis yaitu, kencing manis
tipe-1 atau disebut insulin dependen Diabetes Mellitus, kencing manis tipe-2
atau non-insulin dependent Diabetes Mellitus, kencing manis tipe lain, dan
kencing manis pada kehamilan yang disebut sebagai gestational Diabetes Mellitus
(Marewa, 2015).
Kencing manis tipe lain
disebabkan oleh beberapa kondisi, di antaranya karena adanya kecacatan bawaan
sejak lahir pada sel beta pancreas, sudah terjadi resistensi insulin, penyakit
pada pancreas atau peradangan pankreas (pancreatitis), kelainan hormone,
misalnya tingginya homon tiroid yang disebut hipertiroidisme dan trauma
tertentu, mengkonsumsi obat-obatan tertentu (vacor, pentamidin, asam nikotinat,
glukokortikoid, hormone tiroid, diazoxid dan lain-lain), terjadi infeksi pada
tubuh yang disebabkan oleh rubella atau virus yang sering adalah rubella
congenital atau cytomegalovirus/CMV, imunitas menurun, dan trauma keturunan
(sindrom Prader Willi, sindrom down, sindrom Laurence-Moon-Biedl, sindrom
Klinefelter, sindrom Wolfram’s, Chorea Huntington, dan lain-lain) (Marewa,
2015).
Kencing manis tipe
kehamilan atau Gestational diabetes mellitus (GDM) disebabkan oleh
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormone insulin dalam jumlah yang
memadai insulin dalam jumlah yang memadai selama proses kehamilan. GDM timbul
sekitar 2-5% dari terjadinya kehamilan. Diabetes jenis ini mempunyai
kecenderungan untuk berkembang menjadi DM tipe 2. GDM dapat membahayakan kesehatan ibu dan
janin. Akibat yang ditimbulkan, antara lain permasalahan macrosomia (bayi lahir dengan berat badan melebihi normal),
kecacatan janin, dan penyakit jantung bawaan. Diabetes mellitus oada kehamilan
umumnya sembuh sendirinya setelah persalinan (Krisnatuti et. al. , 2014)
Pada pembahasan ini, yang
akan diuraikan adalah kencing manis tipe-1 dan tipe-2, karena kedua jenis
kencing manis ini sudah dikenal secara umum, dengan jumlah penderita lebih
banyak dibanding kencing manis tipe lain dan tipe kehamilan (Marewa, 2015).
1.
Kencing Manis Tipe-1
Diabetes
tipe-1 awalnya dikenal sebagai diabetes anak-anak atau diabetes yang bergantung
pada insulin. Sepeuluh persen dari kasus diabetes adalah kasus diabetes tipe-1. Gejala awal diabetes tipe-1 meliputi
rasa lapar dan haus yang berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab, sering
buang air kecil, penglihatan menjadi kabur, kelelahan, dan infeksi kronis. Pada
situasi krisis, serangan diabetes tipe-1 dapat mengakibatkan kejang,
kebingungan, gagap, napas berbau buah, dan ketidaksadaran. Diabetes tipe-1
hanya dapat dikendalikan dengan suntikan
insulin dan pengawasan makanan sehari-hari (D’ Adamo dan Whitney, 2009). Faktor
penyebab yang menjadi gara-gara pada diabetes tipe 1 adalah infeksi virus atau
reaksi autoimun (rusaknya sistem kekebalan tubuh), yang merusak sel-sel
insulin, yaitu sel beta pada pankreas,secara menyeluruh (Hartini dan Kariadi,
2009).
Diabetes
tipe-1 adalah diabetes mellitus yang timbul akibat kerusakan pankreas. Pankreas
adalah kelenjar, biasanua orang menyebutnya kelenjar perut, yang letaknya di
belakang lambung. Di dalam pankreas terdapat sel beta yang mengeluarkan hormon
insulin. Bila ada makanan yang masuk, sel beta pankreas akan mengeluarkan
insulin ke dalam peredaran darah. Tugas insulin ini membuka pintu sel, supaya
gula dari makanan bisa masuk ke dalam sel tubuh, yang akan dipakai sebagai energi, untuk pertumbuhan, serta
pemulihan sel (Tandra, 2010).
2.
Kencing Manis Tipe-2
Hal
yang membedakan diabetes tipe-1 dan tipe-2 adalah ketergantungan “si penderita
diabetes” terhdapa insulin. Diabetes tipe-1 adalah diabetes yang terganting
pada insulin (insulin dependent diabetes mellitus). Sementara itu, diabetes
tipe-2 adalah diabetes yang kemungkinan
tidak terganting insulin (non-dependent diabetes mellitus). Diabetes tipe-2
menjadi tergantung pada insulin ketika penyakit ini sudah berkembang parah,
sehingga tubuhnya sudah tidak mampu lagi memproduksi insulin .
Diabetes
yang paling sering terjadi akibat resistensi insulin. Tipe yang menyerang semua
golongan umur ini terjadi akibat tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan
baik, atau tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Resistensi insulin
dimulai dari masalah yang terjadi pada sel lemak, otot, dan hati yang tidak
dapat menggunakan insulin untuk memasukkan gula ke dalam sel tubuh. Kadar gula
dalam darah pun meningkat dan pankreas harus bekerja terlalu keras untuk
menghasilkan insulin. Lama-kelamaan pankreas kehilangan kemampuannya untuk
memproduksi insulin sama sekali (Lau, 2009).
GEJALA
UMUM
1.
Merasa lemah dan berat badan menurun
Gejala
awalnya adalah berat badan menurun dalam waktu relative singkat. Selain itu,
sering merasa lemah, lesu, dan tidak bergairah. Hal itu disebabkan glukosa yang
merupakan sumber energi dan tenaga tubuh, tidak dapat masuk ke dalam sel. Oleh
karena itu, sumber energi akan diambil dari cadangan lemak dan dari hati. Jika
dipakai terus, cadangan energi dari lemak dan hati akan berkurang. Akibatnya,
badan semakin kurus dan berat badan menurun.
2.
Poliuria (banyak kencing)
Kadar
glukosa darah yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin. Akibat tingginya
kadar glukosa darah, penderita merasa ingin buang air terus dan dalam volume
urin banyak.
3.
Polidipsia (banyak minum)
Makin
banyak urin yang dikeluarkan, tubuh makin kekurangan air. Akibatnya, timbul
rasa haus dan ingin minum terus.
4.
Polifagia (banyak makan)
Kadar
gluosa yang tidak masuk ke dalam sel, menyebabkan timbulnya rangsangan ke otak
untuk mengirim pesan rasa lapar. Akibatnya penderita semkin sering makan. Kadar
glukosa pun makin tinggi, tetapi tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan tubuh
karena tidak bisa masuk ke sel tubuh.
5.
Jumlah glukosa besar
Jumlah
glukosa besar dalam urin dapat menyebabkan iritasi genital (kemaluan) akibat
infeksi jamur.
6.
Lensa mata berubah
Bentuk
lensa mata sedikit berubah dan mengaburkan penglihtan untuk sementara waktu.
7.
Luka sulit sembuh
Jika
terjadi luka pada penderita akan sangat sulit sekali untuk sembuh. Hal ini
berhubungan dengan sistem kekebalan pada tubuh penderita diabetes yang
cenderung menurun
(Wijayakusuma,
2004).
Jika gejala diabetes tidak cepat diatasi, gangguan
fisik yang diderita pasien akan semakin parah. Adanya gejala itu menunjukkan
bahwa penyakitnya sudah berada pada stadium lanjut. Sebenarnya, sebelum
gejala-gejal tersebut muncul bisa dideteksi secara dini melalui pemeriksaan di
laboratorium (Dewani dan Maloedyn, 2006).
Gejala diabetes sering tidak disadari oleh
penderita. Salah satunya karena hanya berupa gejala “biasa-biasa saja”.
Kepastian mengidap diabetes hanya bisa didapatkan melalui hasil pemeriksaan
gula darah di laboratorium. Banyak penderita baru menuadari terserang diabetes
saat kondisinya sudah parah. Misalnya kadar gula darahnya sudah sangaat tinggi
atau sudah ada organ lain yang terserang (komplikasi). Karenanya, pastikan
selalu melakukan check up kesehatan secara lengkap dan teratur setiap 6 bulan
atau satu tahun sekali. Tanpa perlu menunggu salah satu gejala menghampiri (Redaksi
AgroMedia, 2009).
KOMPLIKASI
AKIBAT DIABETES MELLITUS
Dari gejala-gejala di
atas, sepertinya diabetes bukanlah penyakit yang berat, bahkan sebagian
penderita tidak merasakan bahwa ia sedang sakit. Namun, ada hal yang perlu
diwaspadai di balik itu, yaitu komplikasi diabetes. Komplikasi inilah yang
justri lebih berat dari penyaktinya, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Sayangnya, komplikasi ini tidak timbul segera, tetapi muncul setelah
bertahun-tahunm, bahkan bisa muncul seteleh 10-20 tahun. Komplikasi ini
disebabkan karena tinggi kadar gula yang persisten di dalam darah, sehingga
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Beberapa komplikasi
diabetes mellitus yaitu :
1.
Penyakit Kardiovaskular : penderita
diabetes berisiko dua kali lebih besar terkena penyakit jantung dan pembuluh
darah (penyakit kardiovaskular), seperti atherosclerosis, penyakit jantung
koroner, dan stroke. Sekitar 75% kematian penderita diabetes disebabkan
penyakit jantung koroner.
2.
Retinopathy Diabetes : adalah komplikasi
diabetes yang disebabkan kerusakan pembuluh darah kecil (kapiler) pada retina
mata, dengan gejala penurunan penglihatan sampai kebutaan.
3.
Nefropathy Diabetes : adalah komplikasi
diabetes yang disebabkan kerusakan pembuluh kapiler ginjal, sehingga
menyebabkan kebocoran protein ke dalam air kencing, dan menyebabkan gagal
ginjal kronis yang memerlukan terapi cuci darah.
4.
Neuropathy Diabetes : adalah komplikasi
diabetes pada system saraf, sehingga menyebabkan mati rasa dan kesemutan, serta
meningkatkan resiko kerusakan kulit terutama pada kaki, karena berkurangnya
kepekaan kulit.
5.
Ulkus Diabetes (Diabetic Foot Ulcer) :
yaitu luka pada kaki yang sulit sembuh dan sering menimbulkan masalah serius.
Bahkan, pada beberapa kasus, memerlukan amputasi.
6.
Penurunan Daya Pikir (Cognitive Deficit)
: beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien diabetes yang dibandingkan
dengan pasien tanpa diabetes mengalami penurunan fungsi kognitif 1,2 sampai 1,5
kali lebih besar.
(Azizah,
2013).
DETEKSI
DINI
Beberapa cara
mendeteksi diabetes mellitus dapat dilakukan dimulai dengan cara yang paling
mudah dilakukan, tetapi mempunyai akurasi minimal, sampai dengan cara deteksi
yang modern di laboratorium dengan akurasi yang mendekati hasil sebenarnya.
Berbagai tes urine juga dapat dilakukan, seperti diuraikan di bawah ini :
1.
Tes urine pada semut
Cara
yang paling midah untuk mengetahui urine Anda mengandung kadar gula tinggi atau
tidak adalah dengan mendekatkan urine pada semut. Bila semut mengerumuninya,
berarti urine Anda positis mengandung gula.
2.
Tes urine dengan glukotest
Cara
yang lebih modern tetapi sederhana adalah dengan menggunakan glukotest. Glukotest dapat dibeli di apotek. Caranya dengan menyelupkan alat
tersebut ke dalam urine. Setelah beberapa menit akan muncul warna yang
membedakan tingkat ketinggian gula dalam darah. Warna kuning menandakan kadar
gula darah normal. Selanjutnya, semakin hijau artinya semakin tinggi kadar
gulanya.
3.
Tes kada gula darah puasa dan setelah
makan
Cara
lainnya adalah dengan pemeriksaan darah dan urine di laboratorium. Pengambilan
darah dilakukan 2 kali, yaitu dalam keadaan puasa dan 2 jam setelah makan. Bila
kadar gula darah pada waktu puasa lebih dari 120mg/dl dan 2 jam setelah makan
kadar gula lebih dari 200 mg/dl, menandakan adanya gejala diabetes mellitus.
Hasilnya semakin pasti bila pemeriksaan urine pun positif.
4.
Tes toleransi glukosa oral
Pemeriksaan
yang lebih terperinci adalah dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) di
laboratorium. Selama pemeriksaan, pasien beristirahat dan dilarang merokok.
Dengan cara ini hasilnya mendekati sempurna.
(Suryo,
2009).
PENYEBAB
Sebagian besar penyebab
diabetes tipe-1 adalah adanya kelainan sistem kekebalan (sistem imun). Sistem
kekebalan yang tidak normal ini menghancurkan sel-sel beta pankrean yang
bertugas memproduksi insulin. Berbeda
dengan tipe tersebut, penyebab diabetes tipe-2 tidak diketahui, namun sering
dihubungkan dengan penimbunan lemak dan gaya hidup yang tidak sehat. Sama
seperti penyebabnya, faktor resiko diabetes pun didasarkan pada tipe diabetes.
Faktor resiko diabetes tipe-1, meskipun tidak pasti, diperkirakan karena
keturunan dan infeksi virus, terutama virus Coxsacjie B4, sedangkan faktor
resiko diabetes tipe-2 adalah :
1.
Banyaknya lemak tubuh : semakin banyak
lemak pada jaringan tubuh, semakin tinggi pula resistensinya terhadap insulin.
2.
Perilaku pasif : perilaku pasif akan
membuat lemak dalam tubuh tidak terbakar dan menumpuk. Sebaliknya, aktifitas
fisik akan membantu mengontrol dan memperbanyak penggunaan glukosa untuk energi
tubuh, sehingga sel pun semakin sensitif terhadap insulin.
3.
Faktor keturunan : adanya keluarga dekat
yang pernah mengidap diabetes, meningkatkan resiko terkena diabetes.
4.
Usia : usia yang bertambah meningkatkan
resiko karena aktifitas fisik cenderung menurun.
(Azizah,
2013)
PENCEGAHAN
Diabetes bisa dicegah,
tentunya dengan usaha yang teliti. Tetapi karena penyebabnya berbeda (ada
macam-macam penyakit diabetes), maka cara pencegahannya tentu tidak sama. Dan
harus dilakukan sedini mungkin. Cara pencegahannya sebagai berikut :
1.
Diabetes tipe-1. Pada diabetes tipe-1
pencegahannya dilakukan sedini mungkin dengan kontrol kadar gula darah yang
sangat ketat. Jadi sebenarnya sama dengan pengobatan yang sangat intensif. Namun
di negara-negara maju di mana kasus diabetes tipe-1 tinggi, telah dilakukan
pemeriksaan DNA (gen) pada anak. Jika ditemukan secara geentik mudah terkena
diabetes, maka dilakukan vaksinasi pencegahan infeksi virus yang bisa merusak
pancreas. Atau pemberian obat nicotinamide
untuk melindungi sel beta pancreas. Selain itu juga dilakukan pemberian
obat steroid atau cytotoxic untuk
menghambat proses otoimun. Berbagai penelitian untuk mencegah diabetes tipe-1
sampai sekarang masih dilakukan. Dan hasilnya masih ditunggu.
2.
Diabetes tipe-2. Mencegah serangan
diabetes tipe-2 lebih muda karena telah diketahui faktor resiko. Jadi
pencegahannya adalah jaga berat badan agar tidak berlebihan dengan cara atur
pola makan rendah kalori dan lakukan
olahrga teratur. Turunkan body mass index (BMI) sampai mencapai 20-25.
Akumulasi lemak di perut yang disebut visceral fat menyebabkan obesitas yang
menimbulkan diabetes tipe-2. Dengan menjaga berat badan tidak menjadi obes,
berarti Anda telah mencegah timbulnya diabetes tipe-2 dan penyakit jantung.
3.
Diabetes gestasi (gestational diabetes).
Mencegah diabetes ini, sebaiknya lakukan pemeriksaan kadar gula darah saat kontrol ke dokter kandungan. Meskipun sebelumnya tidak ada riwayat diabetes,
namun sebaiknya setiap hamil memeriksakan kadar gula darahnya pada kehamilan
minggu ke-8 sampau ke-10. Jika kadar gula darah terkontrol dengan baik, maka
kehamilan dan persalinn akan lancar, tak ada dampak negated pada ibu maupun janinnya.
4.
Diabetes pada lansia. Masalah lansia
berbeda. Karena kemampuan kerja insulin yang makin berkurang, maka lansia
mengalami gejala nafsu makan yang berkurang. Akibatnya berat badan menurun dan
tubuh mengalami rasa lemah. Untuk itu nafsu makan ditingkatkan pola makan sehat
dan olahraga yang teratur dan terukur. Untuk itu, sebaiknya para lansia secara
teratur kontrol ke dokter. Selain untuk kontrol kadar gula darah juga pola
makan dan olahraga.
(Waluyo,
2009).
PENGOBATAN/TERAPI
Diabetes mellitus
adalah penyakit kronis yang sulit disembuhkan, namun dapat dikontrol. Tujuan
pengobatan adalah menjaga kadar gula darah penderita sampai mendekati atau
mencapai batas normal (gula darah puasa 90-130 mg/dL), tanpa menyebabkan
hipoglikemia (penuruna kadar gula darah di bawah normal), sehingga dapat
memperlambat atau bahkan mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi di atas.
Pengobatan DM harus menyeluruh, meliputi
perubahan gaya hidup dan pemberian obat-obat penuruan kadar gula darah (Azizah,
2013).
1.
Perubahan Gaya Hidup
a. Menjaga
berat badan
Mengetahui jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi merupakan hal yang penting. Kebutuhan diet seseorang berbeda dengan
orang lain. Kebutuhan diet dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi. Jika ingin
mencoba resep baru, cobalah resep yang ditulis khusus untuk penderita diabetes
(Fox dan Kilvert, 2010).
b. Berhenti
merokok
Luka pada tubuh para penderita diabetes
sering menjadi gangren, yaitu luka
membusuk karena darah tidak mengalir pada daerah tersebut. Gangren
terjadi akibat sirkulasi darah yang buruk. Itulah sebabnya, mengapa merokok
begitu berbahaya bagi para penderita diabetes. Perokok yang menderita diabetes
sungguh telah memperlakukan diri mereka sendiri dengan sangat mengerikan, karena dengan merokok, pembuluh
darah yang telah mengerut itu menjadi semakin sempit (Caldwell, 2009).
c. Makan
makanan yang sehat
Makanan yang mempunyai indeks glikemik
rendah telah terbukti memperbaiki kadar glukosa dan lemak pada pasien-pasien
diabetes mellitus dan memperbaiki resistensi insulin. Di samping itu, makanan
yang mempunyai indeks glikemik rendah juga membantu mengontrol nafsu makan dan
memperlambat timbulnya rasa lapar sehingga dapat membantu mengontrol berat
badan pasien (Krisnatuti et. al.,
2014).
d. Olahraga
Jenis olahraga yang dianjurkan adalah
olahraga yang bersifat aerobic seperti alan cepat, bersepeda, jogging, dan
renang. Dengan melakukan olahraga yang bersifat aerobic, pembakaran dapat
terjadi secara menyeluruh dalam tubuh dan dapat menjaga aliran darah yang baik
untuk seluruh tubuh. Dianjurkan berolahraga selama 30-45 menit per hari dengan
frekuensi 4-5 kali per minggu. Kegiatan fisik dan olahraga bermanfaat bagi
setiap orang karena dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat
badan, meningkatkan fungsi jantung, paru, dan oto, serta memperlambat proses
penuaan (Dewi, 2009).
2.
Obat-obatan
Diabetes
mellitus tipe-1 harus mendapatkan suntukan insulin, sedangkan diabetes mellitus
tipe-2 dapat diberikan obat-obatan oral, suntikan insulin, atau kombinasi
keduanya. Berikut penjelasan singkat obat-obatan pada DM :
a. Sulfonilurea
Golongan obat ini bekerja merangsang
sekresi insulin dikelenjar pancreas, oleh sebab itu hanya efektif apabila
selsel β Langerhans pankreas masih dapat berproduksi. Penurunan kadar glukosa
darah yang terjadi setelah pemberian senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan
oleh perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. Obat golongan ini merupakan
pilihan untuk diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta
tidak pernah mengalami ketasidosis sebelumnya (Soegondo, 2004).
b. Biguanida
Golongan biguanida meliputi Glucophage,
Glucophage XR, dan metformin. Obat-bat ini meningkatkan kemampuan insulin untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel-sel tubuh, khususnya di hati (D’ Adamo dan
Whitney, 2009).
c. Insulin
Diabetes tipe-1 mutlak membutuhkan
suntkan insulin karena pancreas tidak dapat memproduksi hormone insulin. Maka seumur
hidupnya pasien harus mendapatkan terapi insulin untuk mengatasi glukosa darah
yang tinggi. Penghentian suntuikan akan menimbulkan komplikasi akut dan bisa
fatal akibatnya (Tandra, 2007).
d. Inhibitor
Alfa Glukosidase
Obat ini bekerja secara kompetitif
menghambat kerja enzim glukosidase alfa di dalam saluran cerna sehingga dapat menurunkan
hiperglikemia postprandial. Obat ini bekerja di lumen usus dan tidak
menyebabkan hipoglikemia dan juga tidak berpengaruh pada kadar insulin. Contoh
: Acarbose (Tjay dan Rahardja, 2002).
Setelah mengenal
diabetes mellitus lebih dekat, baik gejalanya deteksinya, pencegahannya, bahkan
komplikasinya, ada baiknya bagi kita yang masih sehat untuk waspada terhadap
penyakit ini. Caranya, dengan membiasakan diri kita dan keluarga kita untuk
hidup lebih sehat, mulai dari memperhatikan pola makan, mengkonsumsi banyak
buah dan sayur, menjaga berat badan agar ideal, menghindari kebiasaan berbahaya
seperti merokok, membiasakan olahraga, dan lebih aktif dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan bagi Anda yang telah mengidap penyakit ini, tidak perlu
terlalu cemas, asalkan tetap berusaha melakukan pengobatan secara rutin dan
senantiasa memantau kesehatan Anda (Azizah, 2013).
Anda tidak perlu
khawatir atau depresi menghadapi kenyataan bahwa Anda berisiko tinggi ataupun
divonis menderita diabetes. Namun, bukan berarti Anda hanya berpangku tangan
menghadapinya. Banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan
mengendalikan penyakit ini. Kunci
keberhasilannya adalah tekad untuk memelihara kadar gula darah Anda supaya
tetap berada pada ambang normal. Mau tidak mau Anda harus disiplin, juga mau
sedikit repot dan agak diatur (Nurjanah, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Azizah,
L. M. 2013. Mengenal Lebih Dekat Diabetes Mellitus. Majalah Kesehatan Muslim Edisi 2 Tahun 1 : 8-13.
Caldwell,
E. 2009. Berhenti Merokok. LKiS. Yogyakarta.
D’Adamo,
P. J. dan C. Whitney. 2009. Diabetes : Penemuan Baru Memerangi Diabetes melalui
Diet Golongan Darah. B-First. Yogyakarta.
Desty,
E. P. 2015. Miracle Juices Penumpas Diabetes dan Hipertensi. FMedia. Jakarta.
Dewani
dan M. Sitanggang. 2006. Terapi Jus & 38 Ramuan Tradisional Diabetes.
AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Dewi,
A. B. F. K. 2009. Menu Sehat 30 Hari
untuk Mencegah dan Mengatasi Diabetes Mellitus. AgroMedia. Jakarta.
Fox,
C. dan A. Kilvert. 2010. Bersahabat dengan Diabetes tipe-2. Penebar Plus+.
Jakarta.
Hartini,
S. dan K. S. Kariadi. 2009. Diabetes ? Siapa Takut !! : Panduan Lengkap untuk
Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Qanita. Bandung.
Krisnatuti,
D. , R. Yenrina, dan D. Rasjmida. 2014. Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes
Mellitus. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lau,
E. 2009, Healthy Express : Super Sehat dalam 2 Minggu. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Mahendra,
B. , D. Krisnatuti, A. Tobing, dan B. Z. A. Alting. 2008. Care Your Self :
Diabetes Melitus. Penebar Plus+. Jakarta.
Marewa,
L. W. 2015 Kencing Manis (Diabetes Mellitus) di Sulawesi Selatan. Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Nurjanah,
N. 2006. Taklukkan Diabetes dengan Terapi Jus, Plus Menu Sehat dan Ramuan
Tanaman Obat. Puspa Swara. Jakarta.
Nurjanah,
N. dan E. D. Julianti. 2006. Taklukkan Diabetes dengan Terapi Jus : Plus Menu
Sehat & Ramuaan Tanaman Obat. Puspa Swara. Jakarta.
Ramayulis,
R. , T. Astuti, dan T. S. Harumi. 2008. Menu dan Resep untuk Penderita Diabetes
Mellitus. Penebar Plus+. Jakarta.
Redaksi
AgroMedia. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Diabetes. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Smeltzer,
S. C., B. Bare, J. L. Hinkle, dan K. H. Cheever. 2010. Brunner and Suddarth's Textbook
of Medical-Surgical Nursing 12th Edition. Lippincott Williams & Walkins.
Philadelpia.
Soegondo, S. 2004. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes
Melitus Terkini, dalam Penatalaksanaan Diabetes
Melitus Terpadu sebagai
Panduan Penatalaksanaan Diabetes
Melitus bagi Dokter
maupun Edukator, Soegondo, S.,
Soewondo, P., Subekti,
I., penyunting, Pusat
Diabetes dan Lipid
RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
Suryo,
J. 2009. Rahasia Herbal Penyembuh Diabetes. PT Bentang Pustaka. Yogyakarta.
Tandra, H. 2007.
Segala
Sesuatu yang Harus
Anda Ketahui tentang
Diabetes. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tandra,
H. 2008. Segala Sesuatu yang Harus Anda
Ketahui tentang Diabetes : Tanya Jawab Lengkap dengan Ahlinya. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Tandra,
H. 2010. Tolong... Anakku Kena Diabetes. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tapan,
E. 2005. Kesehatan Keluarga : Penyakit Degeneratif. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Taylor,
S. E. (2012). Health Psychology 8th Edition. McGraw-Hill. New York.
Tjay,
T. H. dan K. Rahardja. 2002. Obat-obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Utami
dan Tim Lentera. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Diabetes Mellitus.
AgroMedia. Jakarta.
Waluyo,
S. 2009. 100 Questions & Answers : Diabetes. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Wijayakusuma,
H. 2004. Bebas Diabetes Mellitus ala Hembing. Puspa Swara. Jakarta.
Lengkap sekali penjelasannya, Terima kasih
ReplyDeleteGejala diabetes yang sebaiknya anda tahu