Leatherboard 2

Meraup Untung Jutaan dari Bisnis Souvenir 1




Susah Cari Duit & Kerja
Di masa yang sulit seperti ini, mau buka usaha susah, mau mencari kerja susah, mau cari uang susah, mau berbuat sesuatu  susah, kebentur ini kebentur itu, ke sini mentok (Ichsanudin, 2007). Banyak Perguruan Tinggi yang masih menyelenggarakan bimbingan karier bagi para mahasiswanya hanya dengan menghadirkan para professional yang notabene merupakan karyawan perusahaan. Jadi, tak ayal lagi bila tips-tips yang diberikan hanyalah berkisar pada bagaimana menulis surat lamaran kerja yang baik, menghadapi wawancara kerja, menghadapi psikotes, dan hal-hal semacam itu (Donny, 2007). Namun, kenyataannya bahwa sekolah tinggi belum tentu membuat kita mudah mendapatkan uang atau tidak ada jaminan bahwa bila sekolah kita tinggi kita akan jadi konglomerat (Ichsanudin, 2007).


Jarang ada Perguruan Tinggi yang menghadirkan pengalamannya berbisnis dan memberikan tips-tips untuk memulai bisnis agar bisa sukses. Padahal, persaingan untuk memperebutkan pekerjaan semakin ketat dan bisa-bisa tak terkendali. Lapangan kerja itu ibarat deret hitung, sedangkan pencari kerja ibarat deret ukur. Persaingan untuk memperebutkan pekerjaan semakin ketat dan bisa-bisa tak terkendali. Artinya, bila lowongan kerja itu 4+4=8, jumlah pencari kerja menjadi 4 x 4 = 16. Demikian seterusnya. Bila mind set para pencari kerja tidak pernah berubah, sudah pasti angka pengangguran di negeri ini tak akan terkendali  (Donny, 2007).

Peluang itu Banyak

Kaya adalah hak setiap orang. Dan ada banyak cara untuk menjadi kaya. Ada orang yang menjadi kaya karena menikah dengan orang kaya. Ada orang yang menjadi kaya karena merampok. Ada orang yang menjadi kaya karena warisan orangtua. Ada orang menjadi kaya karena dapat lotre. Ada orang yang menjadi kaya karena memiliki banyak perusahaan. Ada juga orang yang menjadi kaya karena bakat cemerlangnya dieskpos media massa (Onggo, 2008).
Buka wawasan , buka cakrawala luar, hirup udara bebas di luar sana, jangan seperti katak dalam tempurung. Tidak bisa kemana-mana, merasa hanya satu yang benar. Janganlah demikian. Bersikaplah fleksibel. Kalau mencari kerja tidak dapat-dapat beralihlah dalam mencari uang dengan profesi lain. Banyak konglomerat-konglomerat tidak berpendidikan tinggi bahkan orang terkaya sedunia, Bill Gate, dia keluar dari kuliahnya, lalu terjun di dunia bisnis. Ternyata yang membuat kita jadi konglomerat bukan sekolahan tapi bisnis atau berjualan (Ichsanudin, 2007).
Bukan berarti saya alergi terhadap mereka yang berpendidikan tinggi karena kontribusinya masih diperlukan pada bidang-bidang tertentu. Bukan pula saya mengajak mereka yang masih kuliah untuk ramai-ramai DO jamaah. Orang yang tidak berduit atau berada pada kalangan berada pasti tidak mampu untuk sekolah tinggi atau pernah mengeyam kuliah tetapi keluar karena alasan finansial.
Sebenarnya di sekitar kita ini banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Hanya saja, kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. Sebagai contoh, di beberapa kota di Amerika Serikat, sudah banyak bisnis yang dikembangkan dari ide-ide sederhana seperti bisnis membangunkan orang tidur (morning call). Aneh, tapi suatu nyata. Tentu, pengguna jasa ini harus menjadi member terlebih dahulu dengan membayar annual fee dalam jumlah  tertentu. Barangkali sekarang ini belum banak yang kita temukan. Namun, saya yakin jika kreatif, akan mampu melihat peluang bisnis sebanyak-banyaknya dan mampu menangkap satu atau dua di antaranya. Pendek kata, peluang bisnis tidak akan pernah ada habisnya, selama minat manusia masih menjalankan hajat hidupnya di dunia ini (Chandra, 2007).
. Tangkaplah sebuah peluang bisnis, pasti akan bergulir pada bisnis-bisnis baru lainnya. Dengan otonomi daerah di Indonesia yang terbagi atas 250 suku bangsa dan 400 bahasa banyak peluang usaha yang dapat dibangun. Misalnya, membuat souvenir shop dan produk ciri khas kultur budaya. Buatlah persiapan dan survey terlebih dahulu tentang produk apa saja yang sangat diminati oleh konsumen (Mardigu, 2009).

Bisnis Souvenir
Bisnis toko souvenir merupakan salah satu solusi bagi Anda yang ingin memulai suatu usaha, prospek dari bisnis ini cukup menggiurkan, apalagi jika barang yang dijual bersifat unik, namun berguna. Lokasi terbaik untuk membuka usaha ini adalah tempat-tempat rekreasi. Selain itu, Anda juga bisa membukanya secara online (Dimas, 2014).
Bisnis ini tidaklah memakan banyak waktu dan tenaga. Anda bisa melakukannya secara sambilan dengan kegiatan yang lain. Souvenir memiliki banyak kriteria. Ada souvenir pernikahan, souvenir acara, souvenir untuk kenang-kenangan, souvenir islami, dan lain-lain. Langkah pertama untuk memulai, Anda bisa mengoordinir masyarakat sekitar rumah sebagai pekerja pembuat souvenir. Dengan modal minim, bisnis ini bisa dimulai. Namun, apabila tidak punya ide untuk bentuk souvenir, Anda tinggal cari toko-toko souvenir yang langsung memproduksi souvenir-souvenir. Cara ini hampir sama dengan bisnis percetakan. Untuk orderan souvenir. Pertama, Anda jangan meminta imbalan. Akan tetapi, ketika dua atau tiga kali mengorder barulah Anda menawarkan kerja sama. Anda juga minta sampel-sampel souvenir untuk dapat menyakinkan konsumen. Setelah itu, buatlah katalog souvenir tersebut dan tawarkan ke teman-teman Anda. Untuk pemasarannya, Anda buat juga brosur, leaflet atau pamflet iklan, jangan lupa cantumkan nomor HP Anda agar konsumen dapat mudah menghubungi. Sekarang, Anda memiliki toko souvenir sendiri (Saputro dan Putra, 2012). 

Bersambung-Part 2
Share on Google Plus

About Unknown

Aku hanya seorang biasa. Tapi punya rasa. Dibilang biasa juga gak papa. Yang penting bermanfaat buat semua

0 komentar :

Post a Comment